Bantahan Terhadap Paham Ingkar Sunnah

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan Alquran dan Sunnah Nabi SAW sebagai pedoman hidup manusia, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali sudah ada tuntunannya dalam syariat islam. Ibarat seseorang mau melakukan suatu perjalanan yang jauh, ia sudah diberikan arahan dan langkah-langkah yang harus dilalui supaya dia tidak salah arah. Dan tentu saja Alquran dan Sunnah sudah mencakup segala hal, baik permasalahan dunia maupun akhirat. Maka dengan mengikuti kedua pedoman tersebut kita tidak akan tersesat untuk selama-lamanya.

Alquran ialah pedoman utama dalam Syariat Islam dan semua umat islam meyakini bahwa Alquran adalah sumber hukum pertama dalam agama, karena ia adalah firman Allah SWT. Adapun Sunnah Nabi SAW merupakan pedoman kedua dalam Syariat Islam. Namun, tidak semua umat Islam menyakini sunnah sebagai pedoman hidup mereka, ada sebagian kecil orang Islam yang menolak Sunnah Nabi dengan berbagai alasan dan tuduhan. Oleh karena itu, penulis akan memaparkan pembahasan ini untuk menjawab berbagai tuduhan – tuduhan yang dilontarkan kepada Sunnah/Hadits Nabi SAW.


Apa itu Sunnah?

Kata Sunnah dalam bahasa arab berasal dari timbangan “fu’lah” yang bermakna maf’ul dan jamaknya ialah sunan, bisa juga bermakna thariqah dan siroh. Maka makna sunnah disini dimaknai sebagaimana yang disebutkan dalam Alqur’an:

سُنَّةَ مَن قَدۡ أَرۡسَلۡنَا قَبۡلَكَ مِن رُّسُلِنَاۖ وَلَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحۡوِيلًا 

Artinya: "(yang demikian itu) merupakan ketetapan bagi para rasul Kami yang Kami utus sebelum engkaudapati perubahan atas ketetapan Kami." (QS. Al Israa': 77)

Adapun Sunnah secara istilah adalah perkataan Nabi Muhammad SAW, perbuatannya, sifat-sifatnya, perjalanannya serta pesan moral dari perjalanan hidup beliau (lihat; Qawaid atTahdist lil Qasamy). Sebagian ulama meringkas makna sunnah menjadi segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik itu perkataan, perbuatan, ketetapan, serta sifat-sifat beliau SAW.

Bagaimana Kedudukan Sunnah di dalam Syariat Islam?

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwasanya sunnah adalah sumber hukum kedua di dalam Syariat Islam setelah Alqur’an. Sebagai hujah dan bukti dalam menguatkan Alquran, wajib diaplikasikan sebagai hujah bagi kaum muslimin. Adapun dalil-dalilnya:

1. Alqur’an:

Allah SWT memerintahkan pada kita taat kepada Rasulullah SAW sebagaimana taat kepada Allah SWT. Sebagimana firman Allah SWT :

من يطع الرسول فقد أطاع لله ومن تولى فما أرسلناك عليهم حفيظا

Artinya : “Barangsiapa yang menaati Rasul, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling dari (ketaatan itu), maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka”. (QS An-Nisa: 80)

2. Sunnah

عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : من أطاعني فقد أطاع الله ومن عصاني فقد عصى الله

Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi SAW berkata : “Siapa menaatiku berarti dia menaati Allah, dan siapa yang berpaling (mengingkari)ku berarti dia berpaling dari Allah.”(HR Bukhari).

3. Ijma (Konsensus Ulama)

Para mujtahid, para ulama dan sebagian besar umat islam sepakat meyakini bahwa sunnah adalah hujah/sumber hukum bagi umat islam sebagaimana Alquran. Tidak ada yang mengingkarinya kecuali sebagian kecil dari kelompok seperti : Khawarij dan Syiah Rofidhah.

Imam As-syaukani berkata : “Bahwasannya telah ditetapkan sunnah sebagai hujah dan hukum syariat yang penting bagi agama islam dan tidak ada yang menyelisihinya kecuali yang membenci islam (lihat: Irsyadul Fuhul, hal:29).

4. Perkataan Para Salafus Shaleh

Diriwayatkan dari seseorang berkata kepada Imran bin Husin : “kami tidak membahas permasalahan agama kecuali merujuk pada Alquran. Lalu Imran berkata kepadanya: Sungguh sempit sekali pemikiranmu!, apakah kamu pernah menemukan permasalahan yang empat (shalat, puasa, zakat dan haji) itu secara jelas didalam Alquran?. Kemudian bagaimana dengan bilangan rakaat dalam shalat, nisab zakat dan lainnya? apakah kamu menemukan tafsirannya secara jelas?, Alquran itu masih umum (hukumnya) dan sunnah-lah yang menjelaskan hal demikian itu. (lihat: Miftahul Jannah Assuyuti, hal 39).

Hubungan antara Sunnah dengan Alqur’an

Hubungan antara Sunnah dengan Alquran dari segi kelengkapannya, keduanya bersumber dari Allah SWT, maka tidak cukup seorang muslim berpegang pada salah satunya saja. Sunnah nabawiyyah itu menguatkan setiap apa yang disampaikan di dalam Alqur’an misalnya Alqur’an memerintah sesuatu, maka didalam Sunnah juga memerintahkan hal tersebut. Sebagaimana contoh-contoh berikut :

▪ Dari Thalhah bin Ubaidillah berkata : “Seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW dari Nejad, ia adalah pimpinan kelompok pemberontak yang tidak akan mempercayai perkataan seorang pun kecuali dia mendengarnya langsung, lalu dia bertanya kepada Rasulullah SAW tentang Islam, maka Rasullah SAW menjawab : sholat lima waktu sehari semalam, lalu ia bertanya lagi : “adakah yang lain?” Rasulullah SAW menjawab: “tidak ada, kecuali yang sunnah.” Lalu Rasulullah SAW menyebutkan berpuasa dibulan ramadhan, lalu bertanya lagi: “adakah yang lain?” rasulullah menjawab: tidak ada kecuali yang sunnah. Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan membayar zakat, lalu ia bertanya lagi: “adakah yang lain?” rasulullah menjawab : tidak ada kecuali yang sunnah. Lalu pemuda itu menghadap Rasulullah SAW dan berkata: “ Demi Allah, ini tidak lebih dan tidak kurang” lalu Rasulullah SAW berkata: “sungguh beruntunglah jika dia bersedekah".

Maka sudah jelas hadits ini menguatkan firman Allah dalam Alquran:

وأقيموا الصلاة وآتوا الزكاة واركعوا مع الراكعين
dan
كتب عليكم الصيام

▪ Dari Uqbah bin ‘Amir berkata : bahwasanya Rasulullah saw bersabda : “seorang mukmin saudara bagi mukmin yang lainnya”

Maka jelas hadits ini menguatkan ayat Alquran yang berbunyi :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ 

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,..."(QS. Al-Hujurat: 10)

Sunnah Nabawiyyah sebagai penjelas setiap perkataan umum yang ada di dalam Alquran. Misalnya : sholat, Allah SWT memerintahkan untuk sholat, akan tetapi ayatnya masih umum, tidak menjelaskan berapa kali sholat sehari semalam, lalu berapa rakaat di setiap sholat, bagaimana tata cara-nya dan sebagainya. Maka sunnah-lah yang akan menjelaskan hal demikian itu secara detail, demikian juga dengan perintah berpuasa, berzakat dan haji serta syariat-syariat Islam lainnya.

Tuduhan-Tuduhan Terhadap Sunnah

1. Syubhat pertama :

Alquran itu sudah mencakup seluruh permasalahan tanpa harus ada Sunnah. Muncul satu kelompok yang mengingkari Sunnah Rasulullah SAW dan menyatakan bahwa hanya Alquran sajalah sumber hukum syariat Islam. Munculnya kelompok ini tidaklah secara tiba-tiba, akan tetapi Nabi SAW telah mengabarkannya 1400 tahun yang lalu bahwasannya akan ada suatu kelompok yang mengingkari Nabi SAW.

Diriwayatkan dari Imam Ahmad dari musnadnya dan dari Miqdam bin Ma’di Kariba Alkindy bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: akan ada orang yang menyampaikan sebuah hadits-haditsku, lalu berkata: kita sama-sama mempunyai Alquran. Apa yang kita temui di dalam Alquran itu halal, maka kita halalkan. Dan apa yang kita temui didalamnya haram, maka kita haramkan. Sesungguhnya apa yang diharamkan oleh Rasulullah SAW itu seperti apa yang diharamkan juga oleh Allah SWT.

Awal munculnya kelompok ini pada abad ke-2 Hijriyah. Orang yang pertama kali menentang kesesatan ini adalah Imam Assyafi’i rahimahullah, beliau menulis satu bab khusus di dalam kitab “Al-Umm” mengenai bantahan-bantahan terhadap kesesatan mereka yang mengajak meninggalkan sunnah dan hanya berpegang kepada Alquran.

Adapun dalil-dalil yang mereka anggap memperkuat hujah mereka untuk mengingkari sunnah, diantaranya :

Abdullah Jakralwy berkata : “Sesungguhnya Alquran itu mencakup segalanya apa-apa yang dibutuhkan dalam agama ini secara jelas.

Sebagaimana Allah SWT berfirman :

مَّا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِن شَيْءٍ ۚ 

Artinya : “Tidak ada sesuatupun yang Kami luputkan di dalam Alquran”. (Qs. Al-An'am: 38)

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ

Artinya :“Dan kami turunkan kepadamu kitab (Alquran) yang menjelaskan segala sesuatu”. (Qs. An-Nahl: 89)

Ketika Alquran sudah mencakup segala sesuatu, mengapa kita masih membutuhkan sunnah?

Jawaban Terhadap Tudingan Tersebut

● Bahwasanya Alquranulkarim itu mencakup dasar-dasar agama dan kaedah-kaedah hukum secara umum dan menjelaskan sebagian hukum-hukum itu secara jelas. Namun, sebagian lainnya tidak didapati penjelasannya melainkan dari Sunnah Rasulullah SAW.

Allah SWT berfirman dalam Alquran :

وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya :“Dan kami turunkan kepadamu adz-zikr (sunnah) untuk menjelaskan Alquran yang diturunkan kepada manusia mudah-mudahan mereka berfikir.” (Qs. An-Nahl: 44)

● Bahwasanya apa yang difirmankan Allah SWT didalam Alquran untuk menjaga kalam-Nya tak sebatas pada Alquran saja, namun maksudnya adalah Syariat Allah (Alquran) dan syariat dari Nabi yang diutusNya, yaitu kalimatnya lebih umum dibandingkan Alqur’an saja atau sunnah saja.

Adapun dalilnya seperti firman Allah SWT:

فَاسۡ‍َٔلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

Artinya : "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui". (Qs. An-Nahl: 43)

Tidak diragukan lagi, bahwa Allah menjaga Sunnah Nabi sebagaimana Allah menjaga Alquran Alkarim.

Diceritakan bahwa Imam Syafi’i sedang duduk di Masjidil Haram dan berkata pada jamaah “ tidak ada sesuatu pun yang kalian tanyakan kepadaku melainkan jawabannya terdapat didalam Alquran”, lalu seseorang datang dan bertanya “apakah haram hukumnya membunuh lalat?” lalu beliau menjawab “tak apa” lalu seorang laki-laki bertanya lagi “apa dalilnya ada didalam Alquran?” lalu beliau menjawab: Allah SWT berfirman ما أتاكم الرسول فخذوه (apa yang disampaikan oleh rasulmu, maka ikutilah).

2. Syubhat Kedua

Perkara-perkara di dalam sunnah bertentangan dengan isi Alquran. Mereka beranggapan bahwasannya sunnah banyak tertentangan dengan Alquran, sebagaimana mereka berpendapat bahwa adanya perselisihan antara sunnah dengan sunnah, sehingga dengan demikian alasan tersebut mereka meninggalkan Sunnah.

Bantahan terhadap tuduhan tersebut :

● Mustahil terjadinya pertentangan antara Alquran dan Sunnah sedangkan keduanya berasal dari sumber yang sama. Sesungguhnya apa yang disampaikan Nabi SAW dari Alquran dan Sunnah itu bersumber dari Allah SWT yang Maha Mengetahui yang tersurat dan yang tersirat. Apa yang diperintahkan oleh Nabi SAW itu perintahnya dari Allah SWT, dan apa yang dilarang oleh Nabi SAW itu larangan dari Allah SWT. Lalu bagaimana mungkin keduanya saling bertentangan sedangkan ia berasal dari sumber yang sama??

● Terjadinya perselisihan antara mujtahid saja bukan karena Alquran dan Sunnah. Maksudnya ialah terjadinya perbedaan pemahaman diantara para mujtahid atau ulama di sebagian nash-nash Alquran dan Sunnah. Namun sebenarnya satu pemahaman, hanya saja terlihat perbedaan antara Alquran dan Sunnah karena ilmu dan pemahaman mereka yang berbeda-beda.

● Imam Syatibi berkata didalam kitabnya “Al Muwafaqat” : “dalil-dalil didalam syariat islam ( Alquran dan Sunnah) itu tidak ada yang saling bertentangan, tidak ditemukan satupun dalam dua dalil yang umat muslim sepakat bahwa itu bertentangan, akan tetapi perbedaan itu terjadi disebabkan karena beda pemahaman saja.

Kesimpulan

Bahwasannya Alquran Karim itu telah mencakup semua dasar-dasar agama serta kaedah-kaedah hukum secara umum, sedangkan sebagian nash dijelaskan secara jelas dan sebagian nash lainnya tidak dijelaskan.

Bahwasannya tidak mungkin Allah meninggalkan Alquran itu yang dimana ada suatu permasalahan agama yang rancu atau umum tanpa menjelaskan tiap-tiap ayat itu secara detail.

Mustahil Alquran dan sunnah itu bertentangan sedangkan keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu wahyu dari Allah SWT. Jikalau adapun perselisihan antara keduanya, itu disebabkan oleh seorang mujtahid bukan karena kesalahan Alquran atau sunnah itu sendiri melainkan pemahaman mereka yang berbeda-beda. Wallahu a’lam

_________________
*Ditulis oleh : Islahul Balad, Mahasiswa Tahun 2 Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir.


Share To:

FS Almakki

Post A Comment:

2 comments so far,Add yours

  1. Assalamu'alaikum, koreksi ayat 10 QS alhujurot :
    إنما المؤمنون إخوة

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum Salam, Terima kasih koreksinya, sudah diperbaiki...jazakallah khairon 🙏

      Hapus