"Udah selesai Lc, tapi isi kepala masih kosong."
Pernyataan senada ini disampaikan dengan tegas oleh seorang senior KMM (Kesepakatan Mahasiswa Minangkabau) sekaligus senior Masisir (Mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Mesir), yaitu abangda Khalilurrahman, Lc. MA. Saat itu bertepatan dengan acara pembukaan Madrasah ALMAKKI angkatan 3 pada malam yang penuh berkah. Malam Jumat tanggal 25 April 2024 di Sekretariat FS ALMAKKI Mesir.
Beliau mengisahkan seorang Masisir yang menjalani hari demi harinya dengan banyak hal yang menjauhkan diri dari kegiatan menuntut ilmu. Kebiasaan yang kurang baik ini biasanya disebabkan karena sedari awal kedatangan di Mesir, dia tidak memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Melalui kisah ini, Abangda Khalil memperingatkan para peserta madrasah yang notabenenya merupakan mahasiswa baru, yang masih mengenyam pendidikan di DL (Darul Lughoh) untuk membina kebiasaan cinta ilmu selagi masih di awal perjalanan.
Dengan tujuan membakar semangat para mahasiswa baru, beliau juga mengisahkan tentang seorang penuntut ilmu yang rela bersafar dari Madinah ke Damaskus untuk menemui Sahabat Abu Darda’. Perjalanan sejauh itu ditempuh hanya karena ingin mendengarkan satu hadits dari Nabi ﷺ. Perjalanan yang menyita tenaga, waktu, dan dana ini menandakan semangat yang tinggi para ulama terdahulu, rela berkorban. Jika dibandingkan dengan zaman sekarang, semuanya yang serba ada, seharusnya semakin memudahkan. Namun, nyatanya kemudahan ini malah menjadi hambatan yang melalaikan bagi para penuntut ilmu.
Beliau juga menyampaikan bagaiamana kesusahan Masisir angkatannya pas awal kedatangan di Mesir; susah mencari senior, bahkan susah mencari tempat untuk belajar. Dengan hadirnya Madrasah ALMAKKI, beliau menyampaikan dengan lugas bahwa program ini merupakan rahmat bagi para mahasiswa baru.
Selain menyampaikan pesan serta nasehat yang ditujukan kepada mahasiswa baru, abangda Khalil juga menyampaikan tasji’ atau motivasi dalam rangka Tarhib Imtihan Termin 2, tujuannya untuk menumbuhkan semangat bagi para pelajar Al-Azhar untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian mendatang. "Minimal sebelum menghafalkan tahdidan atau kisi-kisi yang disampaikan duktur, kita harus membaca diktat kuliah itu sebanyak 2 kali per-matkul" begitu beliau menyemangati kami untuk mempersiapkan ujian tahun ini.
Suasana silaturahmi yang berasaskan kekeluargaan ini semakin tumbuh semerbak, karena dihadiri oleh beberapa elemen ALMAKKI dari lintas generasi. Senior dan junior seakan sudah menjadi saudara yang ber-ibukan ALMAKKI.
Penulis: Dhabit Gifair Omair (Obit)
Editor: Rahmat Shaleh