![]() |
Sebagai jembatan adik-adik maba agar bisa langsung terjun ke masyayikh, dengan dasar keilmuan yang matang dan kokoh. |
Alhamdulillah, KHATAMAN MADRASAH ALMAKKI serta SERAH TERIMA JABATAN KEPALA MADRASAH telah terlaksana pada hari Kamis, 27 Maret 2025 M yang bertepatan dengan 27 Ramadan 1446 H. Acara ini diawali dengan Khataman Quran, serta Berbuka Puasa bersama warga madrasah Almakki angkatan 3 & 4 dan beberapa majelis guru serta para umdah.
Kemudian, dilanjutkan oleh sepatah kata oleh para senior, pengurus madrasah, serta nasihat dari para asatidz yang turut hadir.
“Adanya Madrasah Almakki ini adalah wujud dari kepedulian senior-senior terhadap adik-adik mahasiswa baru. Dengan harapan, madrasah ini dapat menjadi wasilah untuk para adik maba, agar bisa lansung naik standar keilmuannya ke tangga selanjutnya, hadir di talaqqi dengan para masyayikh. Madrasah ini bukan lahir secara tiba-tiba, tapi ia lahir melalui proses tajribah (uji coba pengalaman) yang panjang dari para senior yang peduli terhadap adik-adik maba Almakki”. Ucap kk Wildan selaku ketua FS Almakki.
Pada kesempatan ini, turut dihadiri juga oleh kakanda Shabrun Jamil, Lc., Dipl. (akrab dipanggil kak Jem). Beliau mengungkapkan rasa syukur atas berjalannya madrasah ini. “Alhamdulillah, Madrasah Almakki telah berjalan selama 4 angkatan. Dan alhamdulillah, dalam masa 4 angkatan itu kita telah menyelesaikan beberapa kitab-kitab. Dan berbahagialah kita yang telah mengkhatamkan kitab itu. Sejatinya, hari raya yang sebenarnya bagi kita itu adalah ketika mengkhatamkan sebuah kitab. Karena banyak yang memulai tapi tak selesai”. Ungkap beliau.
Madrasah ini bukanlah tujuan, tapi ia adalah langkah awal menuju dunia pertalaqqian di Mesir ini. Tujuan dari madrasah ini diadakan adalah untuk menyeimbangkan standar keilmuan kita dengan keilmuan di talaqqi. Karena, seringkali didapati masisir yang rajin ikut talaqqi, hanya membawa sedikit (kalau enggan mengatakan tak ada) pemahaman dan banyak kebingungan.
Boleh jadi hal ini disebabkan karena tidak memahami tadarruj keilmuan, metode pengajaran syeikh, atau bahkan terkendala dengan bahasa arab dan bahasa pasar (‘ammiyah).
Dengan adanya Madrasah ini, diharapkan kita dapat terjun ke dunia pertalaqqian dengan persiapan yang matang, jangan sampai kita datang talaqqi, hanya untuk upload story tanpa paham apa yang disampaikan oleh masyayikh. Sehingga, tidak ada bekal yang dibawa sekembalinya dari talaqqi tersebut.
Akan tetapi, merupakan kesalahan besar juga bagi kita, jika kita menganggap Madrasah ini adalah tujuan. Sehingga, hanya mencukupkan diri pada agenda yang ada saja serta melupakan tangga selanjutnya. Jika kita berpikiran seperti ini, barulah boleh kita katakan ini hal yang sia-sia. Layak juga kita sebut “Jauh-jauh ke Mesir, cuman belajar dengan orang Indonesia saja”.
Dalam berjalannya Madrasah ini, juga sangat disayangkan sekali jika hanya dianggap sebagai beban saja, tanpa mempertimbangkan manfaat sesudahnya. Hal ini berakibat, banyak dari kita menyerah sebelum sampai dan selesai. Persepsi yang seringkali disalahpahami oleh segilintir masisir adalah mereka kurang memperhatikan dasar keilmuan mereka sebelum terjun ke pertalaqqian bahkan ke perkuliahan. Kanda Muhammad Ridwan dan Kanda Irhas Salam menyampaikan hal yang senada dengan pernyataan ini. Pada realita nya, adik-adik Maba Almakki 90% belum siap untuk terjun langsung ke masyayikh. Kami hanya khawatir, dalam waktu yang singkat di Mesir ini, adik-adik kami hanya berputar-putar keilmuannya di antara keberkahan demi keberkahan kehadiran belaka. Padahal, keberkahan yang paling agung dalam majelis ilmu adalah faham dengan apa yang disampaikan oleh masyaikh. Hadirnya Madrasah sama sekali bukan bertujuan menghambat proses belajar adik-adik, atau sekedar gerakan tambahan dsri senior yang tidak ada manfaatnya. justru dengan hadirnya Madrasah, bisa mempercepat langkah adik-adik nanti setelah setahun hingga setahun setengah dalam menempa dasar yang kokoh di Madrasah. Hal ini didukung dengan kurikulum yang muncul dari diskusi panjang antar senior yang diakui keilmuannya, serta timeline jadwal belajar yang disusun sedemikian rupa agar tidak mengganggu jadwal perkuliahan adik-adik Maba.
Setelahnya, acara dilanjutkan dengan prosesi serah terima jabatan dari Kamad (dibaca : Kepala Madrasah) lama kepada Kamad baru.
Kakanda Dahri Gunawan Oloan selaku Kamad yang lama mengungkapkan, kemajuan seorang pemimpin itu adalah ketika ia memiliki pendapat yang benar, dan bisa terbuka bermusyawarah bersama rekan-rekannya. Atas dasar inilah beliau menyerahkan jabatan Kepala Madrasah ini kepada Kakanda Albirra Fata yang dinilai memenuhi syarat akan itu. Karena dari sekian banyak senior Almakki yang mampu diamanahi jabatan ini, hanya sedikit yang mau hadir berkhidmah secara langsung meluangkan waktu dan pikirannya.
Selanjutnya Kakanda Albirra Fata selaku Kamad yang baru, pun memberikan sambutan. Beliau berharap hendaknya kita sama-sama membangun Madrasah ini agar kegiatan dan seluruh program ini berjalan lancar. “Karena sejatinya antum diantar oleh orang-tua antum serta guru-guru kita di Koto Baru ke Mesir ini adalah untuk belajar.” Tambah beliau.
Harapan kita semua selanjutnya adalah agar Madrasah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi kita hingga angkatan-angkatan selanjutnya. Aamiin Allahumma Aamiin.
Acara malam itu dibarengi dengan antusias warga Madrasah dalam menggapai berkah di akhir bulan Ramadan. Semoga saja Lailatul Qadr datang menyelimuti para pencari ilmu malam itu.
Sekretariat FS Almakki, 27 Ramadan 1446 H
Jurnalis : Dino Kharibu Zikri
Editor : Dahri Gunawan Oloan
Komentar
Posting Komentar