Langsung ke konten utama

Jejak Ramadan 2025, Riak Berkah Tak Bertepi

Suasana tarawih malam 29 Ramadan di masjid Al Azhar.


Bulan Ramadan yang setidaknya saat artikel ini ditulis sudah memasuki hitungan ke-29, meninggalkan isyarat jejak spiritual yang mendalam bagi kita semua. Bulan suci ini bukan sekadar waktu untuk menahan lapar dan haus, tetapi juga kesempatan untuk introspeksi diri, memperkuat keimanan, dan melihat dampaknya terhadap kehidupan sosial dan ekonomi. Saat gema takbir menggema menyambut 1 Syawal, kita dihadapkan pada pertanyaan penting: Apakah Ramadan hanya ritual tahunan, atau benar-benar membentuk kita menjadi lebih baik?

Kesan Hangat, Dinamis, dan Penuh Makna
Tahun ini, Ramadan menghadirkan nuansa heterogen. Masjid dipenuhi jamaah, iftar bersama menjadi ajang silaturahmi yang meriah, dan media sosial dipenuhi dengan refleksi spiritual yang menginspirasi. Di tengah tantangan ekonomi global, semangat berbagi justru semakin kuat. Ambil contoh, berdatangan pribadi atau komunitas yang secara sukarela turun ke jalan atau menyediakan tempat gratis bagi siapa saja yang ingin buka bersama dan sahur.
Di era digital, Ramadan juga semakin interaktif. Kajian online dan siniar Islami mengalami lonjakan peminat. Referensi tontonan di kanal Youtube Login, kajian para ustad, dan semangat berbagi menghiasi For Your Page menggantikan tren yang sarat kehampaan manfaat, bahkan informasi masif tentang pembagian takjil dan buka bersama gratis tak luput menumpuk notifikasi WhatsApp.

Dampak Ekonomi, Peningkatan Pembelian yang Signifikan

Selain berdampak pada sisi spiritual, Ramadan juga memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut jurnal Dr. Zobraj Hosen mengungkap bahwa selama Ramadan, terjadi peningkatan daya beli yang signifikan di kalangan umat Muslim. Berdasarkan eksperimen lapangan alami dengan 1837 pengamatan dan 267 responden Muslim serta non-Muslim di Markas Besar Kepolisian Bangladesh, ditemukan bahwa:

1. Konsumsi meningkat sebesar 40,6% selama Ramadan
2. Peningkatan lebih lanjut mencapai 76,3% menjelang Idul Fitri

Data ini menunjukkan bahwa Ramadan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi melalui lonjakan permintaan barang dan jasa, terutama di sektor ritel, kuliner, fashion, dan industri barang konsumsi. Hal ini mencerminkan bagaimana Ramadan tidak hanya menjadi bulan ibadah, tetapi juga momentum penting bagi pergerakan ekonomi, terutama UMKM.

Belum lagi membahas berkah Ramadan yang dirasakan penjual takjil di bulan Ramadan. Mereka tidak hanya dikerumuni Muslim yang ingin membeli menu ringan seperti: gorengan dan es buah untuk berbuka puasa, tapi saudara berbeda keyakinan juga ikut antusias, viral dengan istilah War Takjil.

Jangan Biarkan Ramadan Berlalu Begitu Saja
Setelah sebulan penuh membiasakan diri beribadah dan berdisiplin, tantangan terbesar adalah mempertahankan kebiasaan baik ini. Ramadan mengajarkan kita banyak hal:

1. Disiplin dan Konsistensi, jika kita bisa bangun sahur tepat waktu selama sebulan, mengapa tidak menerapkan tren positif ini dalam kehidupan sehari-hari?

2. Koneksi dengan Al-Qur’an, serasa berdosa sekali jikalau tidak pernah menamatkan bacaan Al-Qur’an 30 juz di bulan Ramadan. Tetapi, yakinkan kita bisa mempertahankan bacaan Al-Qur’an untuk 11 bulan berikutnya? 

3. Menjaga Lisan dan Hati, menahan emosi dan menghindari gosip. Ini seharusnya menjadi standar baru dalam kehidupan sosial kita.
Semangat Berbagi, umat Muslim berlomba-lomba memberikan pemberian terbaik terutama makanan iftar orang yang berpuasa sekecil apapun bentuknya. Semangat ini selaras dengan hadits Rasulullah SAW yang diriwayat Sayyidah ‘Aisyah RA.
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sedikit.” (HR. Bukhari & Muslim)

Syawal Bulan Kemenangan dan Persiapan
Terakhir

Ketika takbir berkumandang, mari kita jadikan 1 Syawal awal perjalanan menghadapi berbagai obstacle 11 bulan ke depan, bukan malah berhenti dan menganggap telah sampai garis finish.
Kita tidak ingin seperti seseorang yang membangun istana megah selama sebulan, lalu menghancurkannya dalam sehari. Ramadan telah melatih kita; sekarang waktunya kita menerapkan pelajaran itu dalam kehidupan nyata. Ramadan adalah contoh nyata bulan yang penuh riak berkah yang tak ada ujung dan menggema selamanya.

Saya mengingatkan untuk mengisi bulan Syawal secara khusus dengan ibadah sunnah, seperti puasa enam hari Bulan Syawal untuk memperkuat kebiasaan baik seperti Ramadan. Taqabbalallahu minna wa minkum, kullu ‘am wa ihna fi ri’ayatihillahi Ta’ala.

Penulis: Y.S. Tenra Septu Amin
Editor: Dahri Gunawan Oloan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahasia di Balik Taqdim dan Ta'khir Musnad dan Musnad Ilaih

Rahasia Dibalik Taqdim dan Ta'khir Musnad dan Musnad Ilaih Berbicara tentang Balaghoh berarti kita sedang membicarakan suatu keilmuan didalam bidang bahasa (khususnya Bahasa Arab), yang mengkaji tentang bagaimana sang penutur bahasa (متكلم) dalam aktifitasnya menuturkan suatu bahasa (ucapan) kepada orang yang diajak berbahasa (مخاطب). Sesuai dengan namanya, Balaghoh yang berarti sampai, ilmu ini mengajarkan bagaimana cara agar sang mutakallim   fasih dalam ber takallum (mengucap) sehingga mutakallim  bisa sampai pada maksud yang hendak ia capai melalui perkataan yang fasih tersebut. Perkataan (كلام) sang  mutakallim tersebut bila kita cermati lebih dalam bukanlah suatu barang yang tunggal, melainkan perkataan tersebut terbentuk dari beberapa unsur/bagian-bagian yang dalam hal ini kita kenal dengan istilah kata yang mana dari sekumpulan kata-kata itu terbentuklah suatu perkataan. Saat mutakallim berbicara, sangatlah tidak mungkin ia menyebutkan (kata)...

10 Hal yang Harus Diketahui Tentang Ilmu Kalam - Bag2

10 Hal yang Harus Diketahui Tentang Ilmu Kalam [Bagian-2] Pada tulisan kali ini kita akan melanjutkan pembahasan seputar sepuluh hal yang harus diketahui tentang ilmu kalam. Sebagiannya sudah kita paparkan pada tulisan sebelumnya ( Bagian 1 ), adapun sebagiannya lagi adalah sebagai berikut : 6. Peletak dasar ( al- Wadhi’ ) 7. Nama ( al-Ism ) 8. Sumber pengambilan ( al-Istimdad ) 9. Hukum mempejari ( alHukm ) 10. Permasalahan yang dibahas ( al-Masail ) Keenam: Peletak Dasar/Penggagas ( al-Wadhi’ ) Penggagas ilmu kalam atau ilmu tauhid sebagai sebuah disiplin ilmu adalah Imam Abu Hasan Ali bin Ismail bin Al-Asy’ari (wafat 324 H) dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi (wafat 333 H). Makna penggagas disini adalah kedua imam ini merupakan orang yang menulis buku-buku yang menjadi rujukan awal untuk masalah tauhid. Kedua imam ini juga dikenal sangat konsen terhadap ilmu tauhid dan membentenginya dari syubhat-syubhat (tuduhan-tuduhan). Adapun tauhid sebagai sebuah k...

Hal yang Membatalkan Puasa dan Konsekuensinya

Apa saja hal-hal yang dapat membatalkan puasamu? Dan apa sanksi yang diwajibkan bagi orang yang puasanya batal? Puasa adalah  salah satu ibadah wajib bagi setiap muslim yang menempati urutan ketiga pada rukun islam setelah syahadat dan shalat. Menahan makan, minum dan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari adalah definisi masyhur untuk puasa. Namun apakah dengan menahan tiga hal ini puasa kita akan sehat wal 'afiyat tanpa cacat? Atau adakah beberapa hal lain yang bisa membatalkan puasa kita? Yuk, langsung disimak dua pembahasan dibawah ini. Tentang hal-hal yang membatalkan puasa dan hukuman bagi pelanggarnya. Sekaligus muhasabah diri dengan kembali mengkaji, apakah puasa yang kita lakukan selama ini sudah benar-benar terhindar dari hal-hal tersebut? Check it out...  Agar mencakup dua pembahasan sekaligus, berikut penulis paparkan hal-hal yang dapat membatalkan puasa beserta hukuman apa yang akan didapatkan oleh pelanggarnya : Wajib men...