Langsung ke konten utama

Sejarah Kemesiran (Kota Mati)

    Kota ini dikenal dengan El-Arafa atau Qarafa. Sebuah kompleks pemakaman raksasa terbentang sepanjang 6,4 kilometer di bagian timur kairo. jika kita mengamati kota ini dari luar, ia terlihat gagah dan megah. Namun siapa sangka, tempat yang terlihat rapi dari luar ini merupakan tempat peristirahatan terakhir?

               Dibangun pada abad ke-7, Bangunan yang dibentuk menyerupai rumah-rumah berukuran kecil ini mempunyai ruang bawah tanah yang dimanfaatkan untuk tempat meletakkan jenazah. Berbeda dengan di nusantara, apabila ada orang baru meninggal, ia akan dimasukkan kedalam ruang bawah tanah ini, dibaringkan bersama jenazah lama. Namun posisi pintu bawah tanah ini tak bisa diketahui begitu saja. Hanya  pengurus pemakaman yang tau letak pintu ini dimana.

               Petak-petak pemakaman yang dimiliki keluarga ini dapat diketahui pemiliknya dari nama yang terpampang diatas pintu masuk masing-masing makam. Melihat sekitar dari luar, kita dapat mengetahui bagian dalam dari kuburan ini. Ada petak yang hanya di isi nama-nama orang yang sudah meninggal di dinding-dindingnya. Ada pula yang dibuatkan nisan berbagai ukuran. Bahkan ada yang memiliki beberapa kamar layaknya rumah untuk orang yang masih hidup.

               Kini, tempat yang dikenal penuh mistis ini tak hanya digunakan sebagai tempat peristirahatan orang yang sudah wafat, namun dialih fungsikan untuk tempat tinggal. Tak berbeda jauh dari negara-negara lain. Alasan paling umum tentu alasan ekonomi. Ketidakmampuan membayar biaya sewa rumah memaksa orang–orang ini hidup di tanah pekuburan. Namun adapula yang mengedepankan alasan lain untuk tinggal disini. Diantaranya, agar senantiasa dekat dengan para leluhur, adapula yang beralasan agar bisa merawat pemakaman milik keluarga mereka.

               Keadaan ini bukan hal baru. Keadaan ekonomi yang tumpang tindih di kota kairo memaksa orang untuk tinggal disini sejak generasi sebelum mereka. Diperkirakan ada 1 juta orang yang tinggal di daerah ini.

               Disamping hal-hal yang sudah disebutkan. Atas kehidupan yang sudah berjalan diatas kota mati ini, El-Arafa tak lagi layak disebut kota mati. Praktek ziarah yang semakin populer bagi orang-orang yang ingin mengambil barakah dan kebaikan dari  para awliya dan ahli bait tak membiarkan kota ini tetap sunyi. Kehidupan mereka yang tinggal disini juga semakin terdengar hiruk pikuknya. Ada kehidupan pasar berdenyut setiap hari disini. Selain itu, pembangunan fasilitas berupa jalan raya membuat kota ini semakin bising dan sibuk setiap harinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahasia di Balik Taqdim dan Ta'khir Musnad dan Musnad Ilaih

Rahasia Dibalik Taqdim dan Ta'khir Musnad dan Musnad Ilaih Berbicara tentang Balaghoh berarti kita sedang membicarakan suatu keilmuan didalam bidang bahasa (khususnya Bahasa Arab), yang mengkaji tentang bagaimana sang penutur bahasa (متكلم) dalam aktifitasnya menuturkan suatu bahasa (ucapan) kepada orang yang diajak berbahasa (مخاطب). Sesuai dengan namanya, Balaghoh yang berarti sampai, ilmu ini mengajarkan bagaimana cara agar sang mutakallim   fasih dalam ber takallum (mengucap) sehingga mutakallim  bisa sampai pada maksud yang hendak ia capai melalui perkataan yang fasih tersebut. Perkataan (كلام) sang  mutakallim tersebut bila kita cermati lebih dalam bukanlah suatu barang yang tunggal, melainkan perkataan tersebut terbentuk dari beberapa unsur/bagian-bagian yang dalam hal ini kita kenal dengan istilah kata yang mana dari sekumpulan kata-kata itu terbentuklah suatu perkataan. Saat mutakallim berbicara, sangatlah tidak mungkin ia menyebutkan (kata)...

10 Hal yang Harus Diketahui Tentang Ilmu Kalam - Bag2

10 Hal yang Harus Diketahui Tentang Ilmu Kalam [Bagian-2] Pada tulisan kali ini kita akan melanjutkan pembahasan seputar sepuluh hal yang harus diketahui tentang ilmu kalam. Sebagiannya sudah kita paparkan pada tulisan sebelumnya ( Bagian 1 ), adapun sebagiannya lagi adalah sebagai berikut : 6. Peletak dasar ( al- Wadhi’ ) 7. Nama ( al-Ism ) 8. Sumber pengambilan ( al-Istimdad ) 9. Hukum mempejari ( alHukm ) 10. Permasalahan yang dibahas ( al-Masail ) Keenam: Peletak Dasar/Penggagas ( al-Wadhi’ ) Penggagas ilmu kalam atau ilmu tauhid sebagai sebuah disiplin ilmu adalah Imam Abu Hasan Ali bin Ismail bin Al-Asy’ari (wafat 324 H) dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi (wafat 333 H). Makna penggagas disini adalah kedua imam ini merupakan orang yang menulis buku-buku yang menjadi rujukan awal untuk masalah tauhid. Kedua imam ini juga dikenal sangat konsen terhadap ilmu tauhid dan membentenginya dari syubhat-syubhat (tuduhan-tuduhan). Adapun tauhid sebagai sebuah k...

Hal yang Membatalkan Puasa dan Konsekuensinya

Apa saja hal-hal yang dapat membatalkan puasamu? Dan apa sanksi yang diwajibkan bagi orang yang puasanya batal? Puasa adalah  salah satu ibadah wajib bagi setiap muslim yang menempati urutan ketiga pada rukun islam setelah syahadat dan shalat. Menahan makan, minum dan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari adalah definisi masyhur untuk puasa. Namun apakah dengan menahan tiga hal ini puasa kita akan sehat wal 'afiyat tanpa cacat? Atau adakah beberapa hal lain yang bisa membatalkan puasa kita? Yuk, langsung disimak dua pembahasan dibawah ini. Tentang hal-hal yang membatalkan puasa dan hukuman bagi pelanggarnya. Sekaligus muhasabah diri dengan kembali mengkaji, apakah puasa yang kita lakukan selama ini sudah benar-benar terhindar dari hal-hal tersebut? Check it out...  Agar mencakup dua pembahasan sekaligus, berikut penulis paparkan hal-hal yang dapat membatalkan puasa beserta hukuman apa yang akan didapatkan oleh pelanggarnya : Wajib men...