FS Almakki Mesir, 2 Oktober 2025.
![]() |
Ust. Efridel Fajri (Gen. 15) - Ust. Zulkifli - Ust. Syukri Hamdi |
(Gen. 18)
Seperti kebanyakan organisasi, FS Almakki memiliki peran penting dalam menyatukan alumni MAN PK Padang Panjang di Mesir. Pada hari Kamis, 2 Oktober 2025, telah dilaksanakan sebuah forum mahabbah antara ustaz dan para alumni MAN PK Padang Panjang di Sekretariat Kesepakatan Mahasiswa Minangkabau, Tagammu’ Awwal, New Cairo. Acara ini diberi nama Maota Lamak.
Acara tersebut dihadiri oleh Ustaz Zulkifli, salah seorang guru dari para pengajar di MAN PK. Beliau datang ke Mesir untuk mengantarkan para alumni yang kini menjadi calon mahasiswa baru Al-Azhar University. Kehadiran beliau ditemani oleh Ustaz Syukri, alumni MAN PK sekaligus lulusan Al-Azhar yang kini mengajar di MAN PK Padang Panjang.
Forum Maota Lamak ini juga diramaikan oleh berbagai alumni dari lintas generasi. Yang menarik, hadir pula Kak Elfridel, alumni senior yang tengah menempuh studi S3 bidang ilmu balaghah di Mesir, serta tokoh-tokoh lainnya, termasuk mantan Gubernur KMM.
“Ustaznya tamatan UIN, tapi murid-muridnya tamatan Al-Azhar, dan sekarang sudah ada yang menempuh pendidikan S3 di Al-Azhar Mesir,” ujar Ustaz Zulkifli sambil tersenyum bangga melihat para muridnya.
Ustaz Zulkifli adalah salah satu putra Minang yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri di Sumatra Barat. Sejak SD, SMP, SMA, hingga kuliah dan mengajar, semua dijalani di Sumatra Barat. Beliau menceritakan bahwa ketika Ustaz Syukri dan Ustaz Arif mengajaknya ke Mesir untuk mendampingi mahasiswa baru, ia merasa seperti bermimpi.
“Ustaz merasa mimpi diajak ke Mesir,” ungkapnya. Sejak kecil, beliau tidak pernah membayangkan bisa ke Mesir, baik untuk studi maupun wisata. Beliau berpesan kepada para murid agar memanfaatkan kesempatan belajar di Mesir sebaik-baiknya dan tidak pulang sebelum berhasil. “Kalau sudah melangkah, pantang untuk balik,” tegasnya. Ia berharap para murid kelak pulang menjadi pembaharu bagi Sumatra Barat dan Indonesia. Pesannya ditutup dengan nasihat, “Dalamilah ilmu pengetahuan dan banyaklah membaca,” agar murid-muridnya tumbuh menjadi orang sukses di masa depan.
Pada kesempatan ini, Ustaz Syukri turut berbagi nostalgia masa awalnya di Mesir. Ia menekankan kepada para mahasiswa untuk selalu berusaha menjadi lebih baik dari guru-guru mereka. Dengan penuh emosi, beliau mengungkapkan, “Tau ndak antum, ana mancaliak antum ya Allah... mereka lebih baik dari ana, ya Allah.”
Ustaz Syukri yang dikenal keras dalam mendidik di MAN PK, pada acara ini menunjukkan sisi lembutnya. Dengan suara haru ia berkata, “Karena di sini kalian jadi adinda ana, dan ana kakanda kalian. Adinda semua, maafkan ana jika ada salah. Ana sayang kalian semua.”
Sesi berikutnya diisi oleh Kak Elfridel Fajri, mahasiswa S3 Al-Azhar. Beliau mengingatkan para pelajar agar selalu meluruskan niat dalam menuntut ilmu. “Kita sama-sama tahu bahwa Mesir adalah gudang ilmu, dan Al-Azhar adalah kiblatnya. Hendaknya kita selalu memperbarui niat agar benar-benar ikhlas belajar di sini,” ujarnya.
Ia juga menukil beberapa hikmah, di antaranya pepatah, “Thalabul ‘ilmi minal hayah,” yang berarti menuntut ilmu dimulai sejak hidup. Juga perkataan ulama, “Ad-dunya mal‘unah, wa mal‘unu man fiha illa firqatain: mu‘allim wa muta‘allim,” yang artinya dunia ini terlaknat dan semua yang ada di dalamnya pun terlaknat, kecuali dua kelompok, yakni guru dan penuntut ilmu.
Kak Elfridel kemudian menyinggung makna faqih, yaitu orang yang mampu mengamalkan ilmunya dalam kehidupan. Ia mengaitkan hal ini dengan falsafah Minang, “Alun takilek alah takalam,” yang mengajarkan tentang memposisikan diri sesuai keadaan. Menurutnya, semua itu memerlukan fiqh yang mendalam, dan para mahasiswa dituntut memperkuat niat untuk bersungguh-sungguh belajar di Mesir.
Acara Maota Lamak diakhiri dengan sesi tanya jawab serta salam perpisahan yang hangat antarhadirin.
Penyusun : Arbi Yanzaki
Komentar
Posting Komentar