![]() |
Halal bi halal Fs Almakki Mesir 1446 H |
Di waktu maghrib, dentuman keras suara meriam, membawa kebahagiaan bagi sebagian orang. Kerongkongan yang kering akhirnya dibasahi oleh seteguk air, begitupun dengan perut yang sudah seharian menahan lapar. Di Mesir, tradisi menembakkan meriam adalah pertanda waktu berbuka puasa. Gema takbiran dimana-mana, menjadi tanda bahwa esok adalah hari raya.
Tak terasa sudah sebulan lamanya kita berpuasa, kini saatnya bulan Ramadan pergi meninggalkan kita. Sedih memang, ketika harus berpisah dengan bulan yang mulia ini. Begitu banyak keutamaan yang didapat, salah satunya adalah mendapatkan pahala berlipat ganda. Ibadah yang dilakukan di bulan ini; mulai dari sholat, membaca Al-Qur'an, sedekah, dan berbagai jenis ibadah, akan dilipat gandakan dibandingkan bulan lainnya.
Dari aspek Masisir, bulan Ramadhan merupakan rezeki dan kesempatan yang paling ditunggu. Bagaimana tidak, berburu maidaturrahman pada sore hari menjadi hal yang menyenangkan. Disamping menghemat pengeluaran, makanan yang enak dan bergizi cukup untuk memenuhi kebutuhan harian setelah satu hari berpuasa.
Berakhirnya bulan Ramadan, bukan berarti momentum untuk meninggalkan kebaikan. Namun, apapun yang kita tanam di bulan ini, hendaknya bisa dilanjutkan di bulan-bulan setelahnya. Satu hal yang selalu kita minta kepada Allah adalah agar kita senantiasa istiqamah dan semangat dalam melakukan berbagai amal kebaikan.
RINDU
Lebaran identik dengan baju baru, berbagai macam kue dan makanan. Seakan-akan ada yang kurang, ketika tidak ada hal-hal tersebut. Semua orang senang ketika momen itu datang. Begitupun dengan kita, namun saat ini terasa berbeda. Ada satu rasa yang mangganjal di hati yang tidak bisa pulang dan berhari raya di negeri orang.
Rindu sepertinya menjadi kata yang paling cocok untuk menggambarkan rasa ini. Siapa yang tidak ingin berkumpul dengan keluarga, silaturahmi ke rumah kerabat, dan menghabiskan waktu bersama. Namun rasa ini harus dikubur sejenak, meskipun seringkali tak dapat tertahankan.
Syair Imam Asy-syafi'i bisa menjadi penyemangat bagi kita yang sedang menuntut ilmu di negeri orang
"سافر تجد عوضا عمن تفارقه"
Merantaulah dan engkau akan mendapatkan pengganti dari apa yang engkau tinggalkan
Dan benar saja, teman dan orang-orang yang kita temui di sini, bisa menjadi keluarga yang menemani kita dalam menjalani kehidupan di dunia perantauan. Seolah rindu dengan kampung halaman bisa sedikit terobati.
Tak pulang bukan berarti tak rindu, tapi dengan memilih tidak pulang inilah hakikat rindu semakin bertambah. Ada cita-cita yang harus dikejar, ada harapan yang ingin digapai., tapi untuk mendapatkannya banyak hal yang harus dikorbankan, mulai dari waktu, tenaga, biaya, dan bahkan berpisah dengan keluarga menjadi suatu yang tak dapat terelakkan.
Cara terbaik untuk membayar semua kerinduan itu adalah dengan memaksimalkan waktu yang kita punya saat ini, jangan sampai ketika waktu itu habis tidak ada yang kita dapatkan selain penyesalan.
Yuk, sama-sama kita ingat kembali apa niat awal kita sehingga memutuskan untuk datang jauh-jauh ke sini. Kita introspeksi diri, bisa jadi terkadang kita lalai sampai keluar jalur, tetapi dengan cepat kita kembali ke jalur yang semestinya kita tempuh. Kita berdoa kepada Allah agar senantiasa menjaga niat dan istiqamah di jalan ini.
Sayang bukan, jika kita tidak dapat memaksimalkan setelah semuanya kita korbankan?
Semoga rindu ini menjadi rindu yang membawa kepada kebaikan, bukan rindu yang berujung kesia-siaan.
Salam hangat untuk semua yang dirindukan.
Penulis : Alif Fakhrian
Editor : YS. Tenra Septu Amin
Komentar
Posting Komentar