Langsung ke konten utama

Sudah Benarkah Sujud Sajdahmu?

Sudah benarkah sujud sajdahmu?

Di Bulan Suci Ramadhan ini, semua umat muslim akan berlomba melakukan amal saleh. Ini disebabkan karena begitu mulianya bulan yang satu ini. Bayangkan saja, setiap amal shaleh yang kita kerjakan akan diberi pahala berlipat-lipat ganda.


Salah satu amalan yang ditekankan oleh syariat di bulan Ramadhan adalah memperbanyak membaca Al-Quran. Tak heran banyak orang yang mengkhatamkan bacaan Al-Quran selama bulan Ramadhan, bahkan ada yang bisa mengkhatamkannya setiap hari. Ini tentu menjadi ajang fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) bagi umat muslim.

Ketika membaca Al-Quran, kita akan menemukan berbagai tanda-tanda unik yang salah satunya untuk menandakan ayat sajdah atau tilawah. Biasanya tanda ayat sajdah ini berupa kubah kecil di akhir ayat sajdah. Dalam Al-Quran terdapat 14 ayat sajdah yang tersebar di beberapa surah yaitu pada salah satu ayat dalam surah Al-A'raf, Ar-Ra'd, An-Nahl, Al-Isra', Maryam, Al-Furqan, An-Naml, As-Sajdah, Fussilat, An-Najm, Al-Insyiqaq, Al-'Alaq serta surah Al-Hajj yang memiliki dua ayat sajdah.

Ketika membaca atau mendengar ayat sajdah, kita disunahkan untuk sujud. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Imam Abu Dawud dari Ibnu Umar:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ عَلَيْنَا الْقُرْآنَ، فَإِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ كَبَّرَ، وَسَجَدَ وَسَجَدْنَا مَعَهُ

Artinya: "Suatu ketika nabi membacakan Al-Quran kepada kami, ketika melewati ayat sajdah beliau bertakbir dan bersujud dan kamipun ikut bertakbir dan bersujud bersamanya."

Lalu, bagaimana cara melakukan sujud sajdah?

Sebelum melakukan sujud sajdah, kita diharuskan suci dari hadas dan najis terlebih dahulu. Kita juga diharuskan untuk menutup aurat, menghadap kiblat dan membaca ayat sajdah secara keseluruhan.

Sujud sajdah bisa dilakukan di dalam shalat ataupun di luar shalat. Cara melakukan sujud sajdah dalam shalat adalah dengan sujud setelah membaca ayat sajdah kemudian berdiri bangkit dari sujud. Sedangkan cara sujud sajdah di luar shalat menurut mazhab syafi'i adalah berniat, kemudian takbiratul ihram. Setelah itu sujud satu kali seperti sujud dalam shalat kemudian duduk tahiyat tanpa membaca tasyahud dan diakhiri dengan salam.


Untuk bacaan tatkala sujud ada beberapa macam. Diantaranya:

سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam’ahu, wa bashorohu. Tabarakallahu ahsanul kholiqiin

Artinya: "Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya, yang membentuknya, dan yang memberi pendengaran dan penglihatan, Mahasuci Allah sebaik-baiknya pencipta"

Atau membaca :

سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى
Subhaana robbiyal a’laa

Artinya: "Maha Suci Allah yang Maha Tinggi"

Wallaahu a'lam


________________
*ditulis oleh: Fikran Aulia Afsya, Mahasiswa Universitas Al-Azhar, Mesir. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahasia di Balik Taqdim dan Ta'khir Musnad dan Musnad Ilaih

Rahasia Dibalik Taqdim dan Ta'khir Musnad dan Musnad Ilaih Berbicara tentang Balaghoh berarti kita sedang membicarakan suatu keilmuan didalam bidang bahasa (khususnya Bahasa Arab), yang mengkaji tentang bagaimana sang penutur bahasa (متكلم) dalam aktifitasnya menuturkan suatu bahasa (ucapan) kepada orang yang diajak berbahasa (مخاطب). Sesuai dengan namanya, Balaghoh yang berarti sampai, ilmu ini mengajarkan bagaimana cara agar sang mutakallim   fasih dalam ber takallum (mengucap) sehingga mutakallim  bisa sampai pada maksud yang hendak ia capai melalui perkataan yang fasih tersebut. Perkataan (كلام) sang  mutakallim tersebut bila kita cermati lebih dalam bukanlah suatu barang yang tunggal, melainkan perkataan tersebut terbentuk dari beberapa unsur/bagian-bagian yang dalam hal ini kita kenal dengan istilah kata yang mana dari sekumpulan kata-kata itu terbentuklah suatu perkataan. Saat mutakallim berbicara, sangatlah tidak mungkin ia menyebutkan (kata)...

10 Hal yang Harus Diketahui Tentang Ilmu Kalam - Bag2

10 Hal yang Harus Diketahui Tentang Ilmu Kalam [Bagian-2] Pada tulisan kali ini kita akan melanjutkan pembahasan seputar sepuluh hal yang harus diketahui tentang ilmu kalam. Sebagiannya sudah kita paparkan pada tulisan sebelumnya ( Bagian 1 ), adapun sebagiannya lagi adalah sebagai berikut : 6. Peletak dasar ( al- Wadhi’ ) 7. Nama ( al-Ism ) 8. Sumber pengambilan ( al-Istimdad ) 9. Hukum mempejari ( alHukm ) 10. Permasalahan yang dibahas ( al-Masail ) Keenam: Peletak Dasar/Penggagas ( al-Wadhi’ ) Penggagas ilmu kalam atau ilmu tauhid sebagai sebuah disiplin ilmu adalah Imam Abu Hasan Ali bin Ismail bin Al-Asy’ari (wafat 324 H) dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi (wafat 333 H). Makna penggagas disini adalah kedua imam ini merupakan orang yang menulis buku-buku yang menjadi rujukan awal untuk masalah tauhid. Kedua imam ini juga dikenal sangat konsen terhadap ilmu tauhid dan membentenginya dari syubhat-syubhat (tuduhan-tuduhan). Adapun tauhid sebagai sebuah k...

Hal yang Membatalkan Puasa dan Konsekuensinya

Apa saja hal-hal yang dapat membatalkan puasamu? Dan apa sanksi yang diwajibkan bagi orang yang puasanya batal? Puasa adalah  salah satu ibadah wajib bagi setiap muslim yang menempati urutan ketiga pada rukun islam setelah syahadat dan shalat. Menahan makan, minum dan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari adalah definisi masyhur untuk puasa. Namun apakah dengan menahan tiga hal ini puasa kita akan sehat wal 'afiyat tanpa cacat? Atau adakah beberapa hal lain yang bisa membatalkan puasa kita? Yuk, langsung disimak dua pembahasan dibawah ini. Tentang hal-hal yang membatalkan puasa dan hukuman bagi pelanggarnya. Sekaligus muhasabah diri dengan kembali mengkaji, apakah puasa yang kita lakukan selama ini sudah benar-benar terhindar dari hal-hal tersebut? Check it out...  Agar mencakup dua pembahasan sekaligus, berikut penulis paparkan hal-hal yang dapat membatalkan puasa beserta hukuman apa yang akan didapatkan oleh pelanggarnya : Wajib men...