Langsung ke konten utama

Shalat Sunnah Tasbih dan Keutamaannya

Shalat Sunnah Tasbih dan Keutamaannya*

Sebagai seorang muslim pernahkah kita mendengar sholat sunnah tasbih?, atau pernah mengerjakannya? berikut adalah penjelasan tentang sholat sunnah tasbih, tata cara sholat sunnah tasbih, bacaan sholat sunnah tasbih serta keutamaannya.

Dalam islam kita mengenal sebuah amalan wajib yang bernama shalat. Shalat sendiri merupakan salah satu dari lima rukun islam yang menjadi pondasi dasar dalam beragama. Hal ini membuktikan bahwa shalat memiliki peran penting dalam pembentukan karakter seorang muslim menjadi muslim yang kaffah. 


Secara umum shalat dibagi menjadi dua macam. Ada shalat yang bersifat fardhu (wajib) yang mana setiap muslim yang telah baligh dan berakal wajib melaksanakan shalat ini, jumlahnya ada lima dalam sehari semalam. Disamping itu, kita juga mengenal berbagai macam shalat sunnah seperti rawatib, dhuha, tahajjud, witir dan lain sebagainya dengan keutamaannya masing-masing. 

Salah satu shalat sunnah yang dianjurkan Baginda Nabi SAW adalah shalat sunnah tasbih. Memang terdengar cukup asing bagi beberapa kalangan terutama masyarakat awam. Namun sebetulnya, para ulama banyak yang menganjurkan shalat sunnah yang satu ini.  

Shalat sunnah tasbih adalah shalat sunnah yang mengandung ratusan bacaan zikir. Shalat sunnah ini dapat dikerjakan kapan saja asalkan tidak di waktu-waktu yang diharamkan untuk shalat. Pada siang hari, shalat ini dikerjakan sebanyak 4 rakaat, sedangkan pada malam hari dikerjakan dengan 2+2 rakaat. Adapun dalil mengenai shalat sunnah tasbih ini amatlah banyak dan dapat kita temui dalam kitab-kitab fiqh, zikir, maupun hadis. Beberapa dalil tersebut diantaranya:

 Allah berfirman dalam Al-Quran:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا
Terjemahannya:

"Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya". (Surat Al-Ahzab: 41).

Dalam sebuah hadis Nabi SAW bersabda:

عَنْ أَبِي رَافِعٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْعَبَّاسِ: يَا عَمِّ أَلاَ أَصِلُكَ، أَلاَ أَحْبُوكَ، أَلاَ أَنْفَعُكَ، قَالَ: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ: يَا عَمِّ، صَلِّ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ بِفَاتِحَةِ الكِتَابِ وَسُورَةٍ، فَإِذَا انْقَضَتِ القِرَاءَةُ، فَقُلْ: اللَّهُ أَكْبَرُ، وَالحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً قَبْلَ أَنْ تَرْكَعَ، ثُمَّ ارْكَعْ فَقُلْهَا عَشْرًا، ثُمَّ ارْفَعْ رَأْسَكَ فَقُلْهَا عَشْرًا،ثُمَّ اسْجُدْ فَقُلْهَا عَشْرًا، ثُمَّ ارْفَعْ رَأْسَكَ فَقُلْهَا عَشْرًا، ثُمَّ اسْجُدْ فَقُلْهَا عَشْرًا، ثُمَّ ارْفَعْ رَأْسَكَ فَقُلْهَا عَشْرًا قَبْلَ أَنْ تَقُومَ، فَتِلْكَ خَمْسٌ وَسَبْعُونَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ وَهِيَ ثَلاَثُمِائَةٍ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ، وَلَوْ كَانَتْ ذُنُوبُكَ مِثْلَ رَمْلِ عَالِجٍ غَفَرَهَا اللَّهُ لَكَ، قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَنْ يَسْتَطِيعُ أَنْ يَقُولَهَا فِي يَوْمٍ، قَالَ: إِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ أَنْ تَقُولَهَا فِي يَوْمٍ فَقُلْهَا فِي جُمْعَةٍ، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ أَنْ تَقُولَهَا فِي جُمُعَةٍ فَقُلْهَا فِي شَهْرٍ، فَلَمْ يَزَلْ يَقُولُ لَهُ، حَتَّى قَالَ: فَقُلْهَا فِي سَنَةٍ.

Dari Abi Rafi' dia berkata, Rasulullah SAW bertanya kepada Abbas : wahai paman, bukankah aku punya hubungan dengan kamu? Maukah aku berikan sesuatu yang bermanfaat padamu?, mau wahai Rasulullah, Rasulullah pun bersabda: wahai paman, shalatlah 4 rakaat, kemudian bacalah dalam setiap rakaat Alfatihah dan Surat Al-Quran, kemudian bacalah: "Allahu Akbar, Walhamdu lillah, Wasubhanallah, Wa Laa Ilaaha illallah" sebanyak 15 kali sebelum kamu ruku',  kemudian ruku'lah dan bacalah zikir tadi sebanyak 10 kali, kemudian bangkitlah dari ruku' dan bacalah zikir tadi 10 kali, kemudian sujudlah dan bacalah zikir tadi 10 kali, kemudian angkat kepalamu bangkit dari sujud dan bacalah zikir tadi 10 kali kemudian sujudlah dan bacalah zikir tadi 10 kali kemudian angkat kepalamu bangkit dari sujud dan bacalah zikir tadi 10 kali sebelum kamu berdiri. Zikir tadi sebanyak 75 kali dalam satu rakaat dan dia 300 kali dalam 4 rakaat. Seandainya dosamu bagaikan pasir yang bertebaran niscaya Allah akan mengampuninya. Abbas berkata "wahai Rasulullah, siapa yang mampu membacanya setiap hari?" Nabipun menjawab: jika kamu tidak sanggup membacanya setiap hari, bacalah setiap jumat, jika kamu juga tak sanggup membacanya setiap jumat,  bacalah setiap bulan. Abbas pun terus bertanya hingga Rasulullah bersabda: bacalah sekali setiap tahun. (HR al-Tirmizi: 482).


Dari hadis diatas, kita dapat mengetahui bahawasanya tatacara shalat sunnah tasbih sama seperti shalat pada umumnya hanya saja di setiap rakaatnya kita membaca zikir sebanyak 75 kali dengan rincian :

Bacaan Zikirnya: 
اللَّهُ أَكْبَرُ وَالحَمْدُ لِلَّهِ وَسُبْحَانَ اللهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ


"Allahu Akbar, Walhamdu lillah, Wasubhanallah, Wa Laa Ilaaha illallah"

(Maha besar Allah, dan Segala puji hanya bagi Allah, Mahasuci Allah, dan tiada tuhan Selain Allah).

15 kali setelah membaca ayat pendek
10 kali saat ruku'
10 kali saat i'tidal
10 kali saat sujud (petama) 
10 kali saat duduk antara dua sujud
10 kali saat sujud (kedua) 
10 kali saat bangkit dari sujud (sebelum berdiri)

Keutamaannya:
Adapun keutamaan sholat sunnah tasbih seperti yang telah Rosulullah SAW jelaskan pada hadits diatas adalah sebagai penggugur dosa seorang muslim, "Seandainya dosamu bagaikan pasir yang bertebaran niscaya Allah akan mengampuninya".

Semoga Allah SWT mengampunkan segala dosa dan kesalahan kita semua, dan menjadikan kita termasuk kedalam golongan hamba-hambaNya yang selalu bertaubat. Allahumma Aamiin.

Waalahu A'lam bis showaab.

*ditulis oleh Fikran Aulia Afsya, Mahasiswa Tingkat 2 Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar Cairo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahasia di Balik Taqdim dan Ta'khir Musnad dan Musnad Ilaih

Rahasia Dibalik Taqdim dan Ta'khir Musnad dan Musnad Ilaih Berbicara tentang Balaghoh berarti kita sedang membicarakan suatu keilmuan didalam bidang bahasa (khususnya Bahasa Arab), yang mengkaji tentang bagaimana sang penutur bahasa (متكلم) dalam aktifitasnya menuturkan suatu bahasa (ucapan) kepada orang yang diajak berbahasa (مخاطب). Sesuai dengan namanya, Balaghoh yang berarti sampai, ilmu ini mengajarkan bagaimana cara agar sang mutakallim   fasih dalam ber takallum (mengucap) sehingga mutakallim  bisa sampai pada maksud yang hendak ia capai melalui perkataan yang fasih tersebut. Perkataan (كلام) sang  mutakallim tersebut bila kita cermati lebih dalam bukanlah suatu barang yang tunggal, melainkan perkataan tersebut terbentuk dari beberapa unsur/bagian-bagian yang dalam hal ini kita kenal dengan istilah kata yang mana dari sekumpulan kata-kata itu terbentuklah suatu perkataan. Saat mutakallim berbicara, sangatlah tidak mungkin ia menyebutkan (kata)...

10 Hal yang Harus Diketahui Tentang Ilmu Kalam - Bag2

10 Hal yang Harus Diketahui Tentang Ilmu Kalam [Bagian-2] Pada tulisan kali ini kita akan melanjutkan pembahasan seputar sepuluh hal yang harus diketahui tentang ilmu kalam. Sebagiannya sudah kita paparkan pada tulisan sebelumnya ( Bagian 1 ), adapun sebagiannya lagi adalah sebagai berikut : 6. Peletak dasar ( al- Wadhi’ ) 7. Nama ( al-Ism ) 8. Sumber pengambilan ( al-Istimdad ) 9. Hukum mempejari ( alHukm ) 10. Permasalahan yang dibahas ( al-Masail ) Keenam: Peletak Dasar/Penggagas ( al-Wadhi’ ) Penggagas ilmu kalam atau ilmu tauhid sebagai sebuah disiplin ilmu adalah Imam Abu Hasan Ali bin Ismail bin Al-Asy’ari (wafat 324 H) dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi (wafat 333 H). Makna penggagas disini adalah kedua imam ini merupakan orang yang menulis buku-buku yang menjadi rujukan awal untuk masalah tauhid. Kedua imam ini juga dikenal sangat konsen terhadap ilmu tauhid dan membentenginya dari syubhat-syubhat (tuduhan-tuduhan). Adapun tauhid sebagai sebuah k...

Hal yang Membatalkan Puasa dan Konsekuensinya

Apa saja hal-hal yang dapat membatalkan puasamu? Dan apa sanksi yang diwajibkan bagi orang yang puasanya batal? Puasa adalah  salah satu ibadah wajib bagi setiap muslim yang menempati urutan ketiga pada rukun islam setelah syahadat dan shalat. Menahan makan, minum dan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari adalah definisi masyhur untuk puasa. Namun apakah dengan menahan tiga hal ini puasa kita akan sehat wal 'afiyat tanpa cacat? Atau adakah beberapa hal lain yang bisa membatalkan puasa kita? Yuk, langsung disimak dua pembahasan dibawah ini. Tentang hal-hal yang membatalkan puasa dan hukuman bagi pelanggarnya. Sekaligus muhasabah diri dengan kembali mengkaji, apakah puasa yang kita lakukan selama ini sudah benar-benar terhindar dari hal-hal tersebut? Check it out...  Agar mencakup dua pembahasan sekaligus, berikut penulis paparkan hal-hal yang dapat membatalkan puasa beserta hukuman apa yang akan didapatkan oleh pelanggarnya : Wajib men...