Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2024

PUISI ALMAKKI

Oleh: Bustanul Arifin (D) Hembusan angin singgalang menyapa Marapi tiap pagi Seakan jadi kenangan melekat kala kita disuruh berbaris rapi Berlari terbirit-birit sambil pake dasi  Sudah jadi pemandangan resmi bagi kami Anak singgalang berbapakkan marapi Panggil kami anak ustadz Yunaldi Eh, yg aku maksud anak ustadz zulhamdi Kegalauan pertama kami kala itu, tatkala disuruh milih sarapan dadar buk e atau nasi kocok uni.  Ah,  masa dimana kami berpasrah  dan berharap dapat senyum tulus dari anak aspi berpipi merah  Patah hati kami kala itu, tatkala guru penjas lebih milih belajar di kelas daripada main basket di lapangan yg olahraganya jelas.  Ah... Keji sekali bapak itu Ingin sekali kami melemparnya dengan kinder joy. Tapi, ujung-ujungnya nanti beliau bakalan bilang, wajar kita manusia bukan Nabi boy... Tapi tak apa, patah hati sudah sembuh tapi kenangannya yang tak mau lusuh. Hingga suasana hati bak gemuruh riuh. Ada apa dengan dunia ini yg selalu mendung ...